Mata memandang dengan penuh cinta
Laksana tatapan Siti Hajar
ketika ia di tinggal di padang gersang
Antara Safa dan Marwa mengejar fatamorgana
Walau lelah tetap bersabar
Pada Ismail juga rahmat itu datang
Mata memandang dengan penuh cinta
Laksana tatapan cinta Ya'kub kepada Yusuf
Meredup ketika cintanya menjauh
Menjadi samar ketika ia tak tersapa
Seperti samarnya mata memandang huruf-huruf
Kembali ketika hatinya dapat disentuh
Mata memandang dengan penuh cinta
Seperti cinta yang ditunjukkan Ibnu Maktum
Walau ia ditolak namun tak pernah menyerah
Berjalan di kegelapan ia meraba
Demi persembahan mawar sekuntum
Kepada Zat yang patut disembah
Mata memandang dengan penuh cinta
Tak ada dendam yang ada hanya bahagia
Mata memandang dengan penuh cinta
Tak ada serapah yang ada tegur sapa
Friday, June 24, 2016
Sunday, April 10, 2016
Model-Model Kurikulum Terintegrasi menurut Robin Fogarty
Dewasa ini, Kurikulum terintegrasi menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi. Riset terkait dengan kurikulum terintegrasi masih terus digali, akan tetapi sampai saat ini kurikulum terintegrasi masih sebatas teori. Adapun usaha mewujudkan kurikulum terintegrasi secara nyata tentu memerlukan model, maka langkah pertama yang perlu dilakuka sebelum mengintegrasikan kurikulum adalah menentukan model integrasi yang akan digunakan.
Salah satu tawaran model pengembangan integrasi kurikulum dapat ditemukan dari paparan Robin Fogarty [1]. Ia menyatakan terdapat 10 cara atau model untuk mengembangkan kurikulum. Menurutnya, ke sepuluh model yang ia tawarkan dapat dijadikan seagai fondasi untuk mendesain kurikulum. adapun kesepuluh model tersebut, yaitu:
1. Model Terfragmentasi (The Framented Model)
Model terfragemntasi adalah metode pengembangan kurikulum cara lama. setiap subjek terpisah-pisah. misalnya: matematika, sains, bahasa, geografi. Misalnya, Ketika mengajarkan matematika maka pengajar mengataka "Simpan Buku Geografimu, sekarang kita belajar matematika." Akibatnya terjadi pemilahan, pengkotakan disiplin.
2. Model Terkoneksi (The Connected Model)
Model terkoneksi yaitu model kurikulum terintegrasi yang melihat dari kaca opera, menyediakan paparan jelas mengenail ditel, subditail dan interkoneksi dengan satu disiplin. Fokusnya adalah membuat koneksi eksplisit antar subjek, menghubungkan satu topik, satu keahlian satu kensep dengan yang lainnya. Kuncinya adalah adalah usaha menggodok hubungan antar kajian, dari pada membiarkan pembelajar mengerti koneksi berdasarkan pemahaman sendiri.
3. Model Bersarang (The Nested Model)
Model bersarang memandang kurikulum berdasarkan kaca tiga dimensi, menargetkan multidimensi pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran komputer, pengajar memasukkan tugas merancang perhtungan matematis menggunakan komputer.
4. Model Terurut (The Sequenced Model)
Model terurut memandang melalui kacamata, lensanya terpisah tetapi terkoneksi dengan bingkainya. Topik diajarkan secara terpisah tetapi dilakukan secara terurut agar memberikan kerangka yang lebih luas untuk konsep yang terhubung.
5. Model terbagi (The Shared Model)
Model terbagi ini membawa dua disiplin kajian yang berbeda kedalam satu kajian sekaligus.
6. Model Anyaman (Webbed Model)
Model Anyaman menyajikan seluruh konstelasi kurikulum sekaligus
7. Model Ulir (The Threaded Model)
Model ulir ini menggunakan ide besar yang diperluas melalui semua konten dengan pendekatan metakurikular. Model sekaligus menyajikan kemampuan berfikir, kemampuan sosia kemampuan belajar, teknologi dan multi displin melalui semua disiplin.
8. Model Terintegrasi (The Integrated Model)
Model ini menyajikan topik interdisipliner yang mengatur ulang topik-topik yang tumpang tindih dan memunculkan pola dan desain.
9. Model Terbenam (The Immersed Model)
pada Model terbenam integrasi berlasung bersama peserta didik, dengan atau tanpa intervensi.
10. Model Jaringan (The Networked Model)
Memandang melalui prisma. menciptakan berbagai dimensi dan fokus arah. pada model ini pembelajar yang langsung memproses integrasi. hanya pembelajar itu sendiri yang apa yang tahu lika-liku dan dimensi kajiannya, menargetkan sumber dan mengeksplorasi wilayah spesialisasinya.
Referensi:
[1] Fogarty, Robin. “Ten Ways to Integrate Curriculum.” Educational Leadership 49.2 (Oct. 1991): 61-65
Salah satu tawaran model pengembangan integrasi kurikulum dapat ditemukan dari paparan Robin Fogarty [1]. Ia menyatakan terdapat 10 cara atau model untuk mengembangkan kurikulum. Menurutnya, ke sepuluh model yang ia tawarkan dapat dijadikan seagai fondasi untuk mendesain kurikulum. adapun kesepuluh model tersebut, yaitu:
1. Model Terfragmentasi (The Framented Model)
Model terfragemntasi adalah metode pengembangan kurikulum cara lama. setiap subjek terpisah-pisah. misalnya: matematika, sains, bahasa, geografi. Misalnya, Ketika mengajarkan matematika maka pengajar mengataka "Simpan Buku Geografimu, sekarang kita belajar matematika." Akibatnya terjadi pemilahan, pengkotakan disiplin.
2. Model Terkoneksi (The Connected Model)
Model terkoneksi yaitu model kurikulum terintegrasi yang melihat dari kaca opera, menyediakan paparan jelas mengenail ditel, subditail dan interkoneksi dengan satu disiplin. Fokusnya adalah membuat koneksi eksplisit antar subjek, menghubungkan satu topik, satu keahlian satu kensep dengan yang lainnya. Kuncinya adalah adalah usaha menggodok hubungan antar kajian, dari pada membiarkan pembelajar mengerti koneksi berdasarkan pemahaman sendiri.
3. Model Bersarang (The Nested Model)
Model bersarang memandang kurikulum berdasarkan kaca tiga dimensi, menargetkan multidimensi pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran komputer, pengajar memasukkan tugas merancang perhtungan matematis menggunakan komputer.
4. Model Terurut (The Sequenced Model)
Model terurut memandang melalui kacamata, lensanya terpisah tetapi terkoneksi dengan bingkainya. Topik diajarkan secara terpisah tetapi dilakukan secara terurut agar memberikan kerangka yang lebih luas untuk konsep yang terhubung.
5. Model terbagi (The Shared Model)
Model terbagi ini membawa dua disiplin kajian yang berbeda kedalam satu kajian sekaligus.
6. Model Anyaman (Webbed Model)
Model Anyaman menyajikan seluruh konstelasi kurikulum sekaligus
7. Model Ulir (The Threaded Model)
Model ulir ini menggunakan ide besar yang diperluas melalui semua konten dengan pendekatan metakurikular. Model sekaligus menyajikan kemampuan berfikir, kemampuan sosia kemampuan belajar, teknologi dan multi displin melalui semua disiplin.
8. Model Terintegrasi (The Integrated Model)
Model ini menyajikan topik interdisipliner yang mengatur ulang topik-topik yang tumpang tindih dan memunculkan pola dan desain.
9. Model Terbenam (The Immersed Model)
pada Model terbenam integrasi berlasung bersama peserta didik, dengan atau tanpa intervensi.
10. Model Jaringan (The Networked Model)
Memandang melalui prisma. menciptakan berbagai dimensi dan fokus arah. pada model ini pembelajar yang langsung memproses integrasi. hanya pembelajar itu sendiri yang apa yang tahu lika-liku dan dimensi kajiannya, menargetkan sumber dan mengeksplorasi wilayah spesialisasinya.
![]() |
Gambar 1. Model Kurikulum terintegrasi menurut Robin Fogarty |
Referensi:
[1] Fogarty, Robin. “Ten Ways to Integrate Curriculum.” Educational Leadership 49.2 (Oct. 1991): 61-65
Saturday, April 9, 2016
Perbedaan Matematika dan Matematis
Penggunaan kata Matematika dan Matematis dalam kalimat seringkali tumpang tindih, sebagai contoh:
antara "komunikasi matematika" atau "komunikasi matematis", klausa yang manakah yang benar?
Sebelum kita menentukan kalimat mana yang benar, sebaiknya kita rujuk arti kedua kata tersebut pada sumber yang terpercaya. Menurut KBBI online [1], matematika dan matematis memiliki perbedaan pengertian, yaitu:
Berdasarkan KBBI online, dapat dilihat perbedaan antara Matematika dan Matematis, yaitu:
sedangkan
Referensi:
[1] KKBI online, http://kbbi.web.id/ (diakses pada tanggal: 09 April 2016)
[2] Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Kelas_kata: (diakses pada tanggal: 09 April 2016)
antara "komunikasi matematika" atau "komunikasi matematis", klausa yang manakah yang benar?
Sebelum kita menentukan kalimat mana yang benar, sebaiknya kita rujuk arti kedua kata tersebut pada sumber yang terpercaya. Menurut KBBI online [1], matematika dan matematis memiliki perbedaan pengertian, yaitu:
matematika/ma·te·ma·ti·ka/ /matématika/ n ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangansedangkan
matematis/ma·te·ma·tis/ /matématis/ a 1 bersangkutan dengan matematika; bersifat matematika; 2 sangat pasti dan tepat
Berdasarkan KBBI online, dapat dilihat perbedaan antara Matematika dan Matematis, yaitu:
- Matematika masuk kelas kata Nomina (kata benda), sedangkan
- Matematis masuk kelas kata Adjektiva (Kata Sifat)
Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama. Kata benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat , atau gagasan. Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan).
sedangkan
Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti.Jadi, seharusnya klausa yang benar adalah "Kemampuan Komunikasi Matematis"
Referensi:
[1] KKBI online, http://kbbi.web.id/ (diakses pada tanggal: 09 April 2016)
[2] Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Kelas_kata: (diakses pada tanggal: 09 April 2016)
Subscribe to:
Posts (Atom)